GUBUKINSPIRASI.COM – Bitcoin, mata uang kripton yang cukup populer tercatat anjlok 20 persen ke level US$46 ribu atau setara Rp644 juta (kurs Rp14 ribu) pada perdagangan Selasa (23/2) setelah sempat memecahkan rekor tertinggi pada Minggu (21/2) yakni US$58 ribu atau Rp812 juta.
Hal Ini terjadi setelah 3 tokoh ternama yakni bos Tesla Elon Musk, pendiri Microsoft Bill Gates, dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen kompak mengeluarkan komentar skeptis terhadap aset kripto tersebut.
Sebelumnya, harga bitcoin sempat melonjak hingga menembus level tertingginya pada akhir pekan lalu US$58.354 atau sekitar Rp820 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh perusahaan raksasa Tesla yang menginvestasikan US$1,5 miliar dalam aset digital tersebut. Hal ini membawa harapan perusahaan raksasa lain juga akan ikut melakukan investasi serupa.
Namun, bahkan Musk mulai menunjukkan kekhawatiran akan harga bitcoin yang terus meroket, pada akun Twitternya Musk menyebut harga bitcoin dan ethereum, kripto terbesar kedua, ‘agak’ ketinggian.
Terpisah, pada Senin (22/2), Yellen menyebut bitcoin sangat tidak efisien untuk digunakan dalam transaksi. Ia juga mengaku cemas dengan fluktuasi harganya yang liar dan meroket cukup cepat.
“Ini adalah aset yang sangat spekulatif dan saya pikir orang-orang harus sadar itu. Volatilitasnya yang tinggi membuat saya cemas akan potensi kerugian yang investor mungkin alami,” kata Yellen mengutip CNN Business, Rabu (24/2).
Sementara, pada wawancaranya dengan Bloomberg, Gates memperingatkan investor kecil dan menengah untuk tidak melakukan hal yang sama dengan Tesla, berinvestasi di bitcoin.
“Saya rasa mereka yang mungkin sebetulnya tidak punya banyak uang lebih terbawa euforia, saya tidak melihat tren bullish pada bitcoin. Saya pikir kalau Anda tidak memiliki uang sebanyak Elon, Anda seharusnya berhati-hati,” katanya.
Richard Galvin dari Digital Asset Capital Management menyebut imbal hasil (yield) obligasi pemerintah akhir-akhir ini berdampak pada pasar keuangan, tak terkecuali bitcoin.
Sedangkan Analis Senior dari OANDA Craig Erlam menyebut pelemahan bitcoin terjadi karena pasar mengalami jenuh beli (overbought). Ia menyebut kerap melihat reli liar seperti bitcoin yang tidak bertahan lama.
Exchange aset kripto terkenal di Asia seperti Binance and Huobi mencatat 70 persen dari seluruh penjualan pada perdagangan 24 jam terakhir, menurut data kripto Bybt.
“Kerugian bitcoin dipengaruhi dengan jumlah likuidasi yang telah terjadi dalam 24 jam terakhir,” kata Lan Gu dari Alameda Research, dikutip dari Reuters. Lalu bagaimanakah masa depan mata uang kripton setelah ini? Akankah kembali meroket atau merosok makin tajam? Semuanya masih spekulasi dan perkiraan.
Pustakawan magang di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca. Menikmati berbagai tulisan dan kadang menumpahkan kegelisahan dan ide aneh bin nyeleneh di berbagai portal daring di dunia maya.
Pecinta kucing dengan berbagai keimutannya.