GUBUKINSPIRASI.COM – Belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19 di Indonesia telah berlangsung hampir setahun, yakni sekitar 10 bulan.
Namun, bagi sebagian besar pelaku pendidikan, hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan learning loss.
Learning loss adalah hilangnya minat belajar pada pelajar, karena berkurangnya intensitas interaksi dengan guru saat proses pembelajaran.
Apa itu Learning Loss?
Apa yang dimaksud dengan learning loss? Dikutip dari mediaindonesia.com, menurut Christodoulou D (2020), terdapat sejumlah skenario untuk menjelaskan frasa ini, antara lain misalkan seorang guru SD menyelenggarakan tes membaca untuk sekelompok besar kelas 6 sesaat sebelum sekolah ditutup pada Maret 2020. Pada September 2020 (sebagaimana diperkirakan sebelumnya) siswa yang bersangkutan akan kembali belajar di sekolah.
Pada waktu tes diselenggarakan pada Maret 2020, hasilnya menunjukkan kemampuan membaca sebagian besar siswa kelas 6 setara dengan usia membaca anak-anak 11 tahun (catatan; tes membaca yang digunakan ialah materi tes untuk mengukur reading age siswa).
Selanjutnya pada September 2020, siswa yang bersangkutan diberi tes ulang dalam membaca, dan hasilnya ternyata belum berubah, sama dengan hasil tes 6 bulan lalu; usia membaca anak-anak setara dengan usia membaca anak-anak 11 tahun.
Hasil ini menjelaskan kelompok siswa ini sudah kehilangan 6 bulan pembelajaran karena harapannya siswa akan memperoleh skor rata-rata 11 tahun ditambah 6 bulan pada September 2020. Karena selama enam bulan belajar dari rumah (BDR) diasumsikan mereka akan menunjukkan kemajuan dalam pembelajaran membaca.
Pada puncak pandemi, secara global diperkirakan akan ada 1,5 miliar siswa tidak dapat bersekolah.
Sumber : mediaindonesia.com/opini/344616/mitigasi-learning-loss
Terlepas dari upaya pengajaran jarak jauh, para siswa ini mengalami kerugian belajar yang cukup signifikan (Schleicher: 2020). Simulasi potensi dampak penutupan sekolah akibat covid-19 yang dilakukan Bank Dunia pada perolehan rata-rata skor pada survei PISA, meneguhkan potensi terjadinya learning loss ini.
Menurut studi atas pencapaian pembelajaran kelas 9 dan 10 dalam kumpulan data PISA pada aspek reading test berjudul Simulating the Potential Impacts of Covid-19 School Closures on Schooling and Learning Outcomes: A Set of Global Estimates yang dilakukan Bank Dunia-Praktik Pendidikan Global terhadap 157 negara pada Juni 2020, dalam skenario menengah, rata-rata siswa akan kehilangan 16 poin PISA sebagai akibat dari penutupan sekolah atau setara dengan kurang dari setengah tahun pembelajaran di negara tertentu.
Dalam skenario optimistis, siswa akan kehilangan 7 poin PISA, dan dalam skenario pesimistis, kehilangan 27 poin PISA. Efek simulasi serupa untuk Asia Timur dan Pasifik (EAP), Eropa dan Asia Tengah (ECA), Amerika Latin dan Karibia (LAC), serta Timur Tengah dan Afrika Utara (MNA). Di Amerika Utara dan Kanada (NAC), siswa akan kehilangan 6 poin dalam skenario optimistis, tetapi 30 poin dalam skenario pesimistis.
[…] Leaning Loss – Ancaman Nyata Pelajar Indonesia Selama Pandemi […]