JEMBER – Terjun ke masyarakat merupakan salah satu bagian penting dalam perkuliahan. Masa terjun ke masyarakat, atau biasa disebut dengan Magang Kerja adalah masa transisi dan adaptasi seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan mengakhiri masa studi lanjutnya.
Masa-masa terjun ke masyarakat ini, seringkali menjadi tantangan yang cukup berat dan kadang memakan waktu bahkan tenaga. Hal ini yang juga dipaparkan oleh mahasiswa UM Jember yang melakukan kegiatan Magang Kerja MBKM di Kecamatan Ambulu Jember.
“Tentunya ini menjadi sebuah pengalaman yang cukup berarti, terjun dan merasakan langsung kondisi di dunia kerja. Apalagi Kita kebetulan mendapatkan tempat di wilayah selatan Jember” Ucap Aris, salah satu anggota kelompok magang MBKM
Tahun 2021 memang menjadi tahun yang cukup berbeda daripada tahun sebelumnya. Banyak penyesuaian dan perubahan yang dilakukan mengingat kondisi saat ini yang masih belum menunjukkan tanda-tanda cerah.
“Tantangan paling besar sih, tentunya berkontribusi dan terjun ke masyarakat di masa sulit seperti sekarang” Lanjut Aris menjelaskan.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau yang biasa disingkat MBKM mulai diterapkan sejak tahun 2020 seiring dengan kondisi dan situasi perkembangan COVID-19 yang tidak menentu.
Sesuai dengan press release yang dilakukan oleh Kemenristekdikti terkait dengan program MBKM. Kebijakan MBKM dimaksudkan untuk pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dengan mengikuti seluruh proses pembelajaran pada program studi (prodi) di perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar.
“Cukup terkejut sih awalanya. KIta dikumpulkan dan disosialisasikan bahwa 6 bulan kedepan bakal menjalani program Magang Kerja. Lumayan sih, biasanya kan cuma 2-3 bulan saja” Terang Andriyan, anggota kelompok magang Kerja MBKM lainnya.
Mulai Maret 2021, kelompok mahasiswa yang terdiri dari 5-6 orang diterjunkan ke beberapa kecamatan yang ada di Jember untuk melaksanakan praktik Magang Kerja MBKM.
Terpantau, terdapat 9 Kecamatan yang meliputi ; kecamatan Ledokombo, Sumberjambe, Sukowono, Sukorambi, Panti, Jelbuk, Bangsalsari, Wuluhan dan Ambulu.
Jalan Panjang Pengembangan Potensi Daerah Ambulu
Sebagai wilayah yang berada di sisi paling selatan Jember, Kecamatan Ambulu memiliki beberapa potensi unggul yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa yang terjun ke wilayah tersebut.
Beberapa bulan pertama, mahasiswa berfokus untuk melakukan analisa dan pemantauan terkait kondisi yang terjadi di lapangan.
“Di beberapa bulan pertama, Kita fokus melakukan analisa dan penilaian. Kita terjun dan ikut membantu pemerintah setempat sembari melakukan observasi dan pengumpulan data” terang Andriyan
Dalam 3 bulan pertama pelaksanaan Magang Kerja MBKM, mahasiswa UM Jember yang terjun ke wilayah Ambulu membaur dan membantu pemerintah setempat sambil lalu melakukan observasi dan pengumpulan data.
Tercatat, dalam 3 bulan pertama beberapa kegiatan telah dilaksanakan seperti pembagian masker dan takjil kepada pengendara selama bulan puasa, Rapat koordinasi pencegahan stunting dan beberapa kegiatan kemasyarakatan lain yang diadakan oleh pemerintah kecamatan Ambulu.
Setelah memperoleh data yang cukup dan memadai selama 3 bulan pertama, Kelompok Magang Ambulu kemudian merumuskan pengembangan potensi apa yang bisa direalisasikan dalam jangka waktu 3 bulan tersisa.
“Kita cukup tertarik dalam upaya pengembangan potensi wisata pantai Payangan yang ada di desa Sumberejo. Kita sudah yakin dan mulai melakukan survey dan persiapan awal” Terang Ilmi, Ketua Kelompok Magang Ambulu kepada wartawan Gubuk Inspirasi.
“Kita sudah berdiskusi secara internal, kemudian mulai mengembangkan dan merancang grand desain percepatan pengembangan potensi pantai Payangan, sayangnya karena beberapa hal mimpi itu terpaksa Kami urungkan” lanjut Ilmi menceritakan.

Diceritakan, awalnya kelompok magang Ambulu ingin melakukan percepatan pengembangan Wisata Pantai Payangan di desa Sumberejo, Ambulu.
Dibuat dan didesainlah gambaran 3D pengembangan pantai Payangan yang kemudian dipresentasikan dan memperoleh apresiasi dari pihak pemerintah kecamatan.
Sayang, karena keterbatasan waktu dan sulitnya lobi perijinan dan kolaborasi wisata yang memerlukan restu Dinas Pariwisata. Mimpi tersebut harus diurungkan dan hanya menjadi sebuah langkah awal yang tidak bisa dilanjutkan.
“Bingung banget waktu itu, dengan deadline waktu yang terus menipis dan tidak ada kepastian dari Dispar Kita terpaksa banting setir” Lanjut Ilmi kemudian tertawa mengingat perjuangannya dan teman-teman.
“Meski sedih, Kami masih berharap rancangan yang sempat Kami ajukan bisa memperoleh angin segar di kemudian hari” Harap Ilmi kepada Wartawan Gubuk Inspirasi.
Di tengah waktu yang mulai menipis dan berpacu dengan masa penugasan Magang Kerja yang hampir usai, kelompok Magang Ambulu kemudian memutar otak dan banting setir.
Keputusan tersebut diambil setelah tidak adanya kejelasan dan kondisi perkembangan COVID-19 yang membuat beberapa hal menjadi tidak terduga.
Bergerak dari hal tersebut, kelompok magang Ambulu kemudian beralih menuju pengembangan ekonomi praktis melalui tata kelola kolaboratif yang melibatkan 3 pihak. Pemerintah, Swasta dan Masyarakat.
Dari gagasan tersebut, diusulkanlah percepatan pengembangan ekonomi melalui pengelolaan kolaboratif usaha Susu Kambing.
Didapuklah Baramuda Farm sebagai pihak swasta sekaligus produsen Susu Kambing untuk ikut serta dalam tata kelola kolaboratif yang direncanakan tersebut.
Sedikit kelimpungan dan kewalahan menggaet masyarakat mengingat kondisi dan perkembangan COVID-19. Kelompok Magang Ambulu menerima penolakan dari banyak pihak.
Namun, berkat usaha dan kegigihan tak kenal lelah. PAC IPPNU Ambulu berhasil digaet dan tertarik untuk berkolaborasi dalam rancangan pengembangan potensi ekonomi melalui produk Susu Kambing yang direncanakan tersebut.

Dari diskusi singkat dan santai tersebut, dirumuskanlah kegiatan FGD (Focus Group Discussion) untuk membahas tentang pengembangan dan kolaborasi tersebut secara lebih lanjut dan mendalam.
Tanpa menunggu lama, digelarlah FGD di Graha Sahpira Ambulu pada Kami (29/07/21) sebagai tindak lanjut dari program kolaborasi tersebut.
Dalam FGD yang diadakan di balai Kecamatan tersebut, datang sebagai pembicara Kaprodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Jember DR. Itok Wicaksono yang mengisi diskusi dan kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU kerjasama antara 3 pihak dalam pengembangan kolaboratif tersebut.

Dari FGD dan MoU tersebut, diharapkan dapat terjadi percepatan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat setempat dan pihak-pihak yang terlibat.
(hfd)
Pustakawan magang di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca. Menikmati berbagai tulisan dan kadang menumpahkan kegelisahan dan ide aneh bin nyeleneh di berbagai portal daring di dunia maya.
Pecinta kucing dengan berbagai keimutannya.
[…] dari pembuatan grand desain pengembangan wana wisata Pantai Payangan sampai dengan program tata kelola kolaboratif untuk menciptakan percepatan ekonomi lokal di wilayah […]