PROBOLINGGO, GUBUKINSPIRASI.com – Akhir-akhir ini spirit doll atau boneka arwah kerap dikoleksi oleh para publik figur sehingga menjadi pemantik perbincangan hangat masyarakat Indonesia. Beberapa artis tanah air yang mengoleksinya sebut saja Ivan Gunawan, Celine Evangelista, Ruben Onsu, Soimah, dan Furi Harun.
Selain dua nama diatas, koleksi tersebut juga sering disebut sebagai boneka spiritual yang diyakini mampu membuat pemiliknya untuk lebih bersemangat dalam hidup yang dijalaninya. Tidak hanya itu, boneka spiritual atau spirit doll ini juga disebut-sebut bisa menyembuhkan diri sendiri, baik dari perasaan cemas, kesepian, kegalauan, dan sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa boneka tersebut dijadikan sebagai media untuk memperoleh kebahagiaan dan kepuasan batin.
Kompas.com mengutip perkataan pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si bahwa, fenomena boneka arwah bukan sesuatu yang baru di kalangan masyarakat Indonesia.
Fenomena ini dikatakan bukan sesuatu yang baru mengingat keseharian masyarakat sudah sering kali terlihat dan terdengar akan kepercayaan kepada benda-benda yang dianggap mampu menularkan energi ghaib kepada yang mempercayainya. Ada beberapa benda yang selama ini sudah dijadikan media untuk mencapai spirit kehidupan seperti cincin, sorban, keris, sabuk, rompi, dan lain sebagainya.
Akan tetapi kemudian, ada perbedaan antar individu dan individu di setiap zamannya. Pada zaman dahulu, benda-benda seperti itu biasanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki kekuatan dan kelebihan dalam segi spiritual. Maka tidak heran jika benda-benda seperti itu pada zaman dahulu mempunyai bentuk yang berbeda-beda dikarenakan menyimpan ciri khas dan makna tetentu yang terkandung didalamnya.
Sedangkan pada saat ini, benda-benda mati yang dianggap memiliki kekuatan ghaib dipahami dengan salah kaprah. Mereka mengira bahwa kekuatan atau aliran energi ghaib bisa didapatkan dari mengoleksi dan merawat benda-benda tersebut. Padahal tidak demikian.
“Yang sakti itu orangnya, bukan bendanya. Zaman Sekarang bendanya yang dibuat sakti sehingga membuat orangnya memiliki kecenderungan bergantung kepada benda tersebut”
Jika hal itu terus terjadi dan tidak disadari oleh orang-orang yang merawatnya akan mengantarkan kepada keadaan yang membuat ketergantungan kepada benda-benda tersebut. Karena untuk menjadi seperti dahulu kala, benda-benda ini dimasukkan khodam sehingga memiliki kekuatan mistis. Jika hal ini yang terjadi, ketergantungan kepada benda mati akan semakin menguat bukan hanya sebagai pegangan saja sebagaimana zaman dahulu.
Maka dengan itu, boneka harus diperlakukan layaknya boneka yakni sebagai mainan dan hiburan saja tidak sampai berlebihan. Apalagi sebagai masyarakat yang beragama, dalam hal ini Islam, mempercayai semacam itu bisa mengantarkan seseorang kepada perbuatan syirik. Sudah selayaknya kita tidak percaya dan berharap kepada sesama makhluk, semua harapan dan doa hanya pantas dipanjatkan kepada Allah SWT.
Hemat penulis, jika perlakuan seperti itu dianggap salah maka kita mempunyai kewajiban untuk mengedukasi atau memberikan arahan kepada jalan yang benar sesuai dengan kemampuan kita, tentu dengan jalan yang halus dan penuh kesabaran. Sebagai manusia yang beragama, kita tidak boleh menjustice sesuatu atau seseorang yang belum jelas akar masalahnya, karena kita tidak tahu maksud, perjalanan, dan akhir hidupnya.