JAKARTA, GUBUKINSPIRASI.com – Percaya diri harus mulai dibentuk dan dimiliki oleh setiap warga Nahdlatul Ulama untuk membangun kemandirian dan perdamaian dunia. Kemandirian harus dimaknai secara luas, semisal dari dimensi wawasan keagamaan. Dimensi ini harus ditempuh oleh NU dengan tidak menjadikan agenda-agenda Islam dari belahan dunia Muslim lain sebagai acuan.
Dimensi ini perlu diseriusi mengingat dunia sedang berkecamuk, sekian banyak negara sedang melakukan persaingan untuk membangun propaganda, termasuk pengaruh politik dan menjadikan wacana keagamaan sebagai salah satu pondasi yang melegitimasinya. Bahkan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan, NU tidak perlu mengikuti Saudi, Emirat, dan Yaman.
“Kita harus mandiri dalam wawasan keagaman kita. Sudah terbukti, belahan dunia lain itu gagal dalam menjawab persoalan-persoalan mereka sendiri. Kita yang harus membantu mereka untuk menjawab masalah-masalah mereka. Ini kepercayaan diri yang harus kita tumbuhkan,” katanya.
Gus Yahya dalam tayangan galawicara di TV9, sabtu (15/1/2022), menambahkan bahwa kemandirian yang selanjutnya yakni dari sudut pandang ekonomi. Hal ini disadari Gus Yahya bahwa NU belum memiliki keberanian dalam mencanangkan visi pembangunan ekonomi yang bisa memberdayakan warga dan memberdayakan kapasitas organisasi.
“Kita harus berani mengajak semua pihak ikut bekerja untuk membangun kapasitas sosial-ekonomi dari warga NU supaya lebih kuat,” tegasnya.
Gus Yahya melanjutkan bahwa, NU memiliki amanah peradaban sehingga perlu upaya extra untuk mencegah berbagai konflik yang saat ini sedang bergejolak dilevel global dalam rangka menempuh tujuan bersama yakni perdamaian dunia.
Kiai asal Jawa Tengah ini menambahkan bahwa saat ini NU sedang menghadapi perubahan yang sangat fundamental, diantaranya adalah konflik global. Kita semua harus berupaya keras untuk mencegahnya dengan kekuatan besar yang sudah dimiliki dan dijiwai oleh setiap warga NU yaitu kentalnya tradisi pemikiran keagamaan. Gus Yahya berkeyakinan bahwa NU mampu luwes untuk menanggapi berbagai macam perubahan dalam realitas yang saat ini tengah terjadi.
“Dan tradisi pemikiran keagamaan NU mampu memberikan jawaban yang tepat sasaran terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, baik lokal maupun internasional,” pungkasnya.
(Rahmad)