BONDOWOSO – Dakhlan, pemuda kelahiran Lumajang 23 tahun yang lalu tak disangka berhasil meraih kesuksesan di usia mudanya.
Dengan modal kegigihan dan rasa ingin tahu yang begitu besar, Dakhlan sukses menjalankan bisnis perkebunan pisang Cavendish di usianya yang masih sangat muda.
Tanpa latar belakang dan pengetahuan tentang agrikultur dan perkebunan, seorang Muhammad Dakhlan dengan modal nekat menerjuni bisnis pisang Cavendish.
Bisnis pisang Cavendish yang Ia beri nama Banana Ekspres tersebut bermula dari kondisi sulit yang terjadi akibat pandemi COVID-19 yang melanda.
Sempat menekuni bisnis video dan photo wedding di tahun 2019, bisnis tersebut berjalan lancar sebelum akhirnya pandemi COVID-19 membuat permintaan video dan photo wedding menurun dengan cukup dratis.
Ujungnya, di akhir tahun 2019 bisnis video da photo wedding yang diberi nama Anona Studio tersebut mau tidak mau harus gulung tikar karena tidak adanya permintaan photoshoot untuk pernikahan.
Melewati 2020 tanpa pekerjaan dan kesibukan, hal tersebut membuat Dakhlan mulai gelisah. Terlebih, kebutuhan hidup terus berjalan terlepas dari COVID-19 yang masih belum menunjukkan tanda baik sama sekali.
Kondisi sulit tersebut kemudian membuat Dakhlan akhirnya berinisiatif memulai bisnis pisang cavendish di akhir tahun 2020.
Tahun 2021 menjadi tahun yang cukup sulit karena di tahun tersebut Dakhlan melewati banyak percobaan dan trial error karena Ia tidak punya latar belakang agrikultur sama sekali.
Berkat kegigihan serta keuletannya, bisnis perkebunan pisang Cavendish yang ia tekuni tersebut mulai menampakkan keberhasilan dan akhirnya menghasilkan keuntungan.
Kini, Dakhlan terus memperluas perkebunan pisang Cavendish Banan Ekspres nya yang sudah ada di Bondowoso, Situbondo, Madura, Tulungagung dan Blitar.
Melalui perkebunan tersebut, setiap bulannya Dakhlan bisa memperoleh pemasukan hingga jutaan upiah dan terus berusaha memperluas bisnisnya dengan berekspansi ke kota-kota lainnya. (*)
(rhmn)