Kekayaan seseorang tidak diukur dari berapa banyak uang yang ia miliki dalam dompet atau rekeningnya. Pundi-pundi itu diukur berdasarkan valuasi pasar perusahaan tempat ia berinvestasi.
Sebagai contoh kita tengok saja Jeff Bezos, pemilik saham mayoritas Amazon. Berdasarkan data Biro Sensus Amerika Serikat, gajinya setahun sebesar US$81.000 atau sekitar dua kali total gaji rata-rata gaji orang di negara tersebut. Tapi dia disebut miliuner karena nilai perusahaan Amazon sebesar US$1,7 triliun. Kekayaan Bezos naik turun mengikuti valuasi Amazon.
Bagaimana cara menghitung valuasi pasar sebuah perusahaan? Sejatinya, menurut CB Insights ada beberapa faktor penentu valuasi perusahaan yang meliputi catatan keuangan, pengalaman manajemen, kondisi pasar, aset baik berwujud maupun tidak berwujud, ukuran perusahaan, keunggulan kompetitif.
Bagaimana Cara Mengitung Nilai Valuasi Perusahaan?
Cara menghitungnya terbagi menjadi dua macam yakni pasca pendapatan seperti menggunakan metode analisis discounted cash flow. Cara lainnya yakni pra-pendapatan yang sering digunakan untuk menghitung perusahaan rintisan atau startup. Karena masih baru berdiri, startup sering sulit dihitung nilainya lantaran pemasukannya yang belum stabil.
Namun, bukan berarti perusahaan itu tidak berharga. Perusahaan rintisan di bidang teknologi informasi yang saat ini sedang booming, bisa menjadi perusahaan yang bernilai besar pada masa mendatang.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate sebelumnya mengatakan valuasi digital ekonomi Indonesia di 2021, diperkirakan sekitar Rp1.000 triliun menurut Google dan Temasek.
Valuasi tersebut bahkan diperkirakan mencapai Rp14.000 triliun, atau naik 14 kali lipat dibandingkan dengan 2021. “Suatu valuasi yang cukup menjanjikan,” kata Johnny dalam acara Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2021, Desember lalu.
Secara spesifik, sambung Johnny, melalui beragam bentuk layanan yang ditawarkan sektor digital telah mendorong pada hilirisasi ekonomi digital yang inklusif, dan memberdayakan.
Bila berbicara mengenai valuasi perusahaan teknologi lihat saja Facebook, yang bernilai US$5 juta waktu berusia 4 bulan dan saat ini nilainya sudah mencapai US$700 miliar atau 140.000 kali lipat.
Penyebab utamanya adalah pertumbuhan pengguna Facebook yang sangat cepat. Selain itu, Facebook juga mampu mengkapitalisasi semua layanan seperti iklan, feed atau postingan, dan inovasi lainnya dengan tetap memanjakan pengguna aktif sebagai basis utama bisnis.
Perhitungan ini dekat ke metode nilai valuasi scorecard yang terdiri dari penilaian terhadap tim, produk atau teknologi, penjualan dan pemasaran, serta lingkungan persaingan.
Dengan berbagai metode perhitungan itu, calon investor bisa mendapatkan gambaran nilai suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk menanamkan investasinya pada perseroan tersebut.
Jadi, para miliarder itu tidak dinilai dari banyaknya uang yang berada di dompetnya tapi berdasarkan nilai perusahaan tempat dia memiliki penyertaan saham. Karena itu, investasi menjadi sebuah langkah yang maha penting.
Mengapa kita butuh berinvestasi?
Pebisnis dan penulis buku Robert G. Allen pernah mengatakan bahwa orang kaya sekalipun masih butuh berinvestasi untuk melindungi asetnya dari penurunan nilai akibat inflasi.
Tentunya, kepentingan untuk berinvestasi akan semakin tinggi bagi mereka yang hidupnya bergantung pada gaji bulanan.
Dengan berinvestasi sejak dini, kita dapat sedini mungkin melindungi nilai aset dari inflasi yang menyebabkan turunnya daya beli uang yang kita miliki.
Tidak hanya itu, investasi juga mampu membantu memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
Semakin dini melakukan investasi, semakin siap pula kita dalam menghadapi tantangan dan risiko-risiko yang mungkin muncul di masa yang akan datang.
Mahasiswa Biru Kuning Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid Probolinggo, yang tidak lain hanyalah seorang anak kelahiran pulau kecil Giligenting.