Wednesday, October 4, 2023

Mengenal Lebih Dalam Ekonomi Hijau dan Aplikasinya

GUBUKINSPIRASI.comGreen Economy atau ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan  dan kesetaraan sosial  masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. 

Ekonomi Hijau ini dapat juga diartikan perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap  lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.

Perbedaan Ekonomi Hijau dengan Gagasan Ekonomi Lainnya

Perbedaan ekonomi hijau dibanding gagasan ekonomi lainnya adalah  penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset.

Dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau, pemerintah Indonesia telah bekerja secara progresif dalam perencanaan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon (PRK) sejak inisiatif tersebut dicetuskan pada UNFCC COP 23.

Inisiatif PRK bertujuan untuk secara eksplisit memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan – semisal target pengurangan gas rumah kaca dan daya dukung- ke dalam kerangka perencanaan pembangunan.

Fase 1 inisiatif PRK Indonesia telah diadopsi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Saat ini, inisiatif PRK di Indonesia telah memasuki fase 2, yaitu fase implementasi.

Dalam rangka implementasi PRK, Kementerian PPN/BAPPENAS didukung oleh UN Partnership for Action on Green Economy (UN-PAGE) Indonesia melalui United Nations Institute for Research and Training (UNITAR) telah  melaksanakan studi Green Economy Learning Assessment (GELA) Indonesia.

Studi ini bertujuan untuk mengembangkan program pelatihan tentang ekonomi hijau, khususnya dalam kerangka implementasi Pembangunan Rendah Karbon (PRK) yang komprehensif dan dapat diimplementasikan secara nasional, baik bagi aparatur sipil negara dan perencana pembangunan/pengambil keputusan di berbagai kementerian/institusi terkait, pemerintah daerah, serta para pemangku kepentingan utama lainnya.

Baca juga :  Konservasi Lingkungan, GenBI Malang Goes to Clungup Mangrove Conservation (CMC)

Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi bagi program peningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka memajukan pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. 

Prinsip-prinsip dasar Ekonomi Hijau

Berdasarkan laporan ilmiah berjudul “Principles, Priorities and Pathways for Inclusive Green Economies”, yang diluncurkan di Forum Tingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan di New York tanggal 16 Juli 2021, terdapat 5 prinsip dalam konsep Ekonomi Hijau. Kelima prinsip tersebut yaitu:

  • Prinsip Kesejahteraan: Ekonomi hijau memungkinkan semua orang untuk mewujudkan dan menikmati kesejahteraan.
  • Prinsip Keadilan: Ekonomi hijau mempromosikan kesetaraan di intra dan antar generasi
  • Prinsip Batas Planet: Ekonomi hijau menjaga, merestorasi, dan berinvestasi pada alam
  • Prinsip Efisiensi dan Kecukupan: Ekonomi hijau diarahkan untuk mendukung aktivitas produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab
  • Prinsip Pemerintahan yang baik: Ekonomi hijau dipandu oleh institusi-institusi yang tahan banting, terintegrasi, serta bertanggung jawab

Contoh Praktik Ekonomi Hijau

Transisi menuju sistem Ekonomi Hijau tentunya membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Meski begitu, beberapa negara dapat dijadikan teladan atas komitmen mereka dalam menerapkan konsep “pembangunan hijau” atau strategi ekonomi yang rendah karbon. Bahkan tidak sedikit kisah sukses program-program berskala besar yang mampu meningkatkan pertumbuhan atau produktivitas dengan cara yang berkelanjutan.

Berikut contoh praktiknya di beberapa negara:

  1. Korea Selatan mengadopsi strategi nasional dan rencana jangka panjang untuk pertumbuhan hijau dalam periode 2009-2013. Selain itu, Korsel mengalokasikan 2% dari GDP mereka untuk investasi di sektor-sektor hijau seperti energi terbarukan. Selain itu pemerintah Korea juga meluncurkan program Global Green Growth Institute (GGGI) untuk membantu negara lain (terutama negara berkembang) mengembangkan strategi pembangunan hijau mereka.
  2. China menjadi negara yang paling banyak berinvestasi di energi terbarukan. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas tenaga angin yang sudah terpasang di Cina meningkat sebanyak 64% di tahun 2010.
Baca juga :  Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Petani Mangrove Blekok adakan penanaman 15.000 Bibit Mangrove

Selain itu, Cina menjadi satu-satunya negara dengan kapasitas tenaga surya terbesar di dunia, yaitu sebanyak 130 gigawatt. Agensi Energi Internasional (IEA) bahkan menyatakan bahwa Cina mencapai target 2020nya untuk menambah kapasitas energi surya tiga tahun lebih awal. (*)


Referensi :

https://www.greeneconomycoalition.org/news-analysis/the-5-principles-of-green-economy
https://www.bbc.com/future/article/20180822-why-china-is-transforming-the-worlds-solar-energy
https://www.wri.org/blog/2011/04/qa-what-green-economy-0

(mfth/rhmn)

Comment
Website | + posts

Pustakawan magang di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca. Menikmati berbagai tulisan dan kadang menumpahkan kegelisahan dan ide aneh bin nyeleneh di berbagai portal daring di dunia maya.

Pecinta kucing dengan berbagai keimutannya.

Rahman
Rahmanhttps://gubukinspirasi.com
Pustakawan magang di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca. Menikmati berbagai tulisan dan kadang menumpahkan kegelisahan dan ide aneh bin nyeleneh di berbagai portal daring di dunia maya. Pecinta kucing dengan berbagai keimutannya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopuler

Verified by MonsterInsights