Untukku, sang benalu
Adanya dirimu tidak pernah dipilih
Hidupmu tidak sekalipun diinginkan
Kau hanyalah hama penghambat
Yang hadir di tengah suburnya sebuah tanaman.
Untukku, sang benalu
Ketergantungan mu adalah beban tidak berguna
Hadirmu disini, akan menciptakan sakit yang berkepanjangan
Ya, mungkin benalu memang begitu adanya, hama yang selalu mengganggu
Tapi apakah kau tau wahai inangku?
Kau adalah sesuatu yang ku pilih untuk aku tinggali
Aku memilihmu bukan hanya semata mata aku ingin hidup
Tetapi aku memilihmu karena aku percaya, engkau bisa memberikan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada hidup itu sendiri.
Teruntukmu, inang ku
Terimakasih kasih engkau sudah mampu menopang ku, walau sedikit demi sedikit tubuhmu akan aku gerogoti demi sebuah egois yang terbungkus rapi dalam kalimat “aku ingin hidup seperti mereka”.
Terimakasih, mungkin aku tidak bisa memberikan apapun karena hidupku saja bergantung padamu.
Tetapi aku selalu berdoa kepada Tuhan, jika aku terlahir kembali aku tidak ingin menjadi benalu. Tapi aku ingin menjadi sebuah inang untukmu wahai inangku.
Karena aku juga ingin merasakan apa yang sudah kau rasakan, aku ingin merasakan dipilih olehmu, dijadikan tempat untuk kau tinggali selama hidupmu dan aku ingin menjadi pendengar pertama untuk teriakanmu yang berucap “aku ingin hidup, bersama mu wahai inangku”.