Pendidikan kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya’ Al-Sa’adah adalah sebuah pendekatan yang berfokus pada pencapaian kebahagian dalam hidup melalui pendidikan dan pengembangan diri.
Kebahagian sejati bukanlah hasil dari kesenangan materi atau pencapaian dunia semata. Namun, lebih merupakan keadaan pikiran, jiwa yang seimbang dan memperoleh kepuasan hakiki dalam hubungan dengan Tuhan.
Dalam konteks pendidikan kebahagian, Imam Al-Ghazali, menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pegetahuan akademik, tetapi juga pada pengembangan diri nilai-nilai moral dan spiritual, seperti pembentukan akhlak yang baik.
Selain itu, penguatan nilai-nilai, misalnya kesabaran, kejujuran, keadilan, dan kasih sayang serta pengembangan kesadaran diri dan hubungan yang sehat dengan Tuhan.
Di samping itu, Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya mengatasi hawa nafsu dan keinginan duniawi yang berlebihan, serta menumbuhkan kesadaran tentang makna hidup yang lebih dalam. Sedangkan pendidikan kita sekarang ini, menurut Imam Al-Ghazali dapat menjadi suatu pendekatan yang berharga. Akan tetapi banyak pendidikan cenderung fokus pada pencapaian materi dan kesuksesan eksternal. Sehingga sering kali mengabaikan kebahagian yang sejati.
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya’ Al-Sa’adah, menjelaskan bahwa pendidikan kebahagian melibatkan kombinasi antara pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri, kontrol terhadap hawa nafsu serta penemuan makna dalam hidup. Selain itu, tidak hanya berfokus pada kebahagian individu. Tetapi juga pada kebahagian sosial dan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.
Imam Al-Ghazali percaya bahwa ketika individu-individu mencapai kebahagian yang sejati, mereka akan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menciptakan dunia yang lebih baik.
Perlu kita ketahui, pendapat dan pandangan Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya’ Al-Sa’adah adalah bagian dari konteks dan pemikiran filosofis Islam yang khas. Meskipun nilai-nilai dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam pendidikan kebahagian dapat diaplikasikan secara universal, perlu diakui juga bahwa terdapat variasi pandangan dan pedekatan dalam pemikiran pendidikan dan kebahagian di antara pemikir dan tradisi lainnya.
Oleh karena itu, sebagai muslim yang baik, kita harus terus selalu menjaga keharmonisan kepada siapapun, baik agama, suku, ras yang berbeda sekalipun tidak menjadi tirai untuk kita berbuat baik dan beramal sholeh kepada makhluk ciptaan tuhan atau manusia yang ada dimuka bumi.
Melihat pendidikan hari ini sangat tidak relevan dengan apa yang di cita-citakan bangsa kita dan banyak mencetak generasi dengan gaya mesin atau robot. Yang mana peserta didik di tempa dan di paksa untuk mengikuti apa yang di inginkan oleh para perumus kurikulum dan penguasa kita hari ini.
Seharusnya pendidikan kita hari ini mengedepankan humanisme dan menghargai setiap keinginan peserta didik, yaitu memberikan sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan malah mencekokin mereka dengan berbagai materi dan dengan standar nilai tertentu agar mereka mampu untuk mencapai standar tersebut. (*)
Ahmad Rifa'i, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Gubuk Inspirasi adalah portal daring dengan update tulisan harian. Berisi berbagai berita, tulisan dan ide hangat serta ringan nan menarik untuk menemani hari-harimu.
Kirimkan tulisan dan karyamu ke redaksi kami melalui form kirim tulisan yang tersedia atau melalui admin@gubukinspirasi.com