PROBOLINGGO, GUBUKINSPRIASI.com – Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi), merupakan salah satu Organisasi Internal Kampus. Secara struktur, Himaprodi berada di bawah naungan Ketua Prodi (Kaprodi).
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nurul Jadid memiliki sembilan Himaprodi, salah satunya Himaprodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Sebenarnya, adanya Himaprodi bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa.
Himaprodi PBA memiliki beberapa program kerja (proker), yang akan dilaksanakan. Terdiri dari, kajian mingguan, baik itu Qiroah (membaca) bahasa arab, Taqdimul Qissah (bercerita) bahasa arab, Mujadalah (debat bahasa arab) dan Qiroatul Kutub (membaca kitab).
“Tapi, kegiatan diluar Prodi juga ada. Seperti, pelatihan Jurnalistik dan Administrasi,” terang Muhammad Aufa Imami, selaku Ketua Himaprodi PBA Putra.
Menurut Aufa Imami, kepengurusannya akan melakukan rapat evaluasi satu bulan sekali, sebagai bentuk memberikan penilaian terhadap kegiatan yang telah terlaksana.
Bagusnya, Himaprodi PBA juga menjalankan kegiatan hafalan Mufradad untuk mahasiswa. “Ini ciri khas kita, kalau tidak punya dasar seperti Mufradad dan Qowaid, sangat sulit bagi mahasiswa bahasa Arab,” jelas Aufa Imami.
Bukan hanya itu, proker tahunan pun ada. Meliputi, Seminar, perayaan Ulang Tahun dan Gebyar Bahasa Arab. “Sebetulnya ada lagi program tahunan, mumpung sekarang ada kesempatan, proker gebyar bahasa Arab,” ucapnya.
Gebyar Bahasa Arab, merupakan program kerja terbesar di Himaprodi PBA. Biasanya, pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan Hari Bahasa Arab, yaitu tanggal 8 Desember.
“Rencananya, event ini akan dikemas dengan pelbagai acara. Baik itu, lomba pidato, debat, dan lainnya,” imbuhnya.
Sedangkan menurut Ketua Himaprodi PBA Putri, Nur Diana Fatimatus Zahro, mengatakan semenjak terpilih menjadi ketua, prodinya semangat untuk membuat program kerja, namun ada beberapa kendala.
“Sayangnya, kami tidak bisa melaksanakan kegiatan, sebelum dilantik. Ini arahan dari DPM,” tegas Nur Diana.
Selain itu, terkadang pihak pengurus Himaprodi mengadakan kegiatan pra-pelantikan, tujuannya untuk mengisi kekosongan. “Terpaksa, harus menggunakan dana kepengurusan pribadi,” jelasnya.
Kata Nur Diana, persoalan lainnya ialah minimnya minat mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan Himaprodi. “Jangankan aktif, pernah suatu saat, mahasiswa diberi undangan secara pribadi dan yang hadir hanya separuh,” ungkapnya.
Pengurus Himaprodi, menggunakan strategi bekerjasama dengan Kaprodi untuk mengadakan sistem absensi. Nur Diana, menjelaskan bahwa program itu bertujuan supaya mahasiswa aktif di seluruh kegiatan Himaprodi dan sistem ini diterima oleh Kaprodi.
“Nanti bagi mahasiswa yang beberapa kali tidak hadir, akan ada konsekuensinya. Salah satunya, berpengaruh pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),” imbuhnya.
Aufa Imami, Ketua Himaprodi PBA putra menambahkan, sebenarnya kesulitan pengurus juga perihal Dosen pembimbing. “Karena kami prodi bahasa, sangat butuh dosen pembimbing. Bahkan, kami ingin sekali usul kepada Dekan, setiap kegiatan Himaprodi harus ada dosennya,” terangnya.
Sebetulnya, banyak hal menjadi kendala. Seperti, peraturan baru yang memisahkan kegiatan putra-putri. “Kebijakan ini membuat kami bingung, sedangkan kami mendapatkan amanah untuk mengaktifkan Himaprodi. Apalagi, prodi bahasa Arab sedikit peminatnya,” tegasnya.
Harapannya, dari adanya peraturan baru tersebut. Pihak Kampus sebisa mungkin memberikan kebijakan baru atau wadah bagi mahasiswa. “Supaya, slogan Unggul, Berinovasi dan Berkeadaban, itu dapat direalisasikan,” pungkasnya. (*)
Mahasiswa Biru Kuning Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid Probolinggo, yang tidak lain hanyalah seorang anak kelahiran pulau kecil Giligenting.