Thursday, October 5, 2023

Digdaya Perempuan Prestasi dan Karir di Ranah Publik

Kata perempuan sudah tidak asing lagi bagi kita. Sudah setiap hari bahkan setiap saat, kata itu kita dengar. Digdaya perempuan, arti digdaya sendiri yaitu kekuatan yang tak terkalahkan atau sakti. Perempuan yang tak terkalahkan. Kerap kali kita melihat, bahwa perempuan selalu dipandang sebelah mata.

Pada zaman sekarang baik laki-laki ataupun perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam segala hal baik itu dari segi pendidikan maupun karier.

Tetapi, pada kenyataannya ada sedikit perbedaan perlakuan dan pandangan masyarakat bila hal ini terjadi terhadap perempuan.

Perempuan seringkali dihadapkan dengan pilihan rumah tangga atau berkarir dan berbagai pilihan lain yang mengarahkan perempuan untuk dapat memilih antara keluarga atau pekerjaan.

Tidak jarang, jika perempuan berkarier tidak begitu dipandang baik di dalam masyarakat dan orang awam. Mereka menganggap bahwa jika perempuan mengambil dua peran sekaligus yakni pekerjaan dan keluarganya.

Maka perempuan tersebut tidak bisa bersikap adil terhadap keduanya dan akan ada masa dimana dia akan mementingkan karir di atas keluarga begitupun sebaliknya.

Di kemudian hari, terutama dalam dunia kerja, banyak posisi strategis yang aksesnya tertutup untuk perempuan.

Karena perempuan dianggap tidak pantas  memimpin dalam pekerjaan, dinilai sebagai makhluk yang terlalu sulit dalam mengambil keputusan dengan bijak.

Perempuan selalu dikaitkan dengan beberapa kata, “dapur, sumur, kasur” yang saat ini digugat eksistensinya. Wacana tersebut dinilai sebagai wacana usang yang tidak dapat dibuktikan secara nyata.

Karena pada kenyataan banyak perempuan yang mengambil peran penting di ranah produktif.

Tak ada salahnya jika perempuan memilih menjadi ibu rumah tangga, begitu pula dengan memilih menjadi wanita karir. Semua pilihan tersebut baik adanya jika dilakukan dengan rasa kebanggaan dan tanggung jawab sebagai perempuan.

Baca juga :  Figur Perempuan Sebagai Pemimpin

Melawan stigma tersebut bukan berarti menentang kodrat. Kodrat yang dimaksud hanyalah perbedaan biologis antara laki laki dan perempuan. Hal itu memang nyata berbeda. Yang ditentang di sini adalah perbedaan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing gender.

Kita bisa mulai menghilangkan diskriminasi gender dari hal-hal yang kecil dan dari diri sendiri terlebih dahulu, seperti berhenti menganggap pekerjaan rumah hanya untuk anak perempuan, atau berhenti mengagung-agungkan budaya patriarki yang membatasi pergerakan perempuan.

Namun, kita tidak bisa menyingkirkan bahwa perempuan memiliki hak dan kewajiban yang tidak bisa disamakan dengan laki-laki, begitu juga dengan sebaliknya. (*)

Comment
Lusi Kurnia
+ posts

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopuler

Verified by MonsterInsights