Suka tidak suka, Al-zaytun tetap lembaga pendidikan yang masih aktif dan teguh berdiri menentang komentar masyarakat islam Indonesia. Saat ini jumlah santrinya mencapai 5.429 yang terdiri dari lembaga Ibtidaiyah sampai Aliyah, sehingga jika Al Zaytun dibubarkan, mungkin memunculkan sebuah resiko yang lumayan besar dampaknya terhadap masyarakat. Khususnya, bagi yang memasrahkan pendidikan putra putrinya ke Al Zaytun,
Untuk itu disini akan membahas tentang ajarannya yang penuh kontroversial yang sudah dikemukakan oleh pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang. Harapannya, supaya masyarakat yang sudah terlanjur menaruh putra putrinya ke Al Zaytun tidak terjebak dalam kesesatan-kesesatan yang jauh dari norma agama Islam yang sebenarnya,
Mantan pengurus teritorial NII di Indramayu, Ken Setiawan mengaku, membongkar kejanggalan Ponpes tersebut sejak tahun 2004 dan mempertanyakan mengapa Ponpes itu masih berdiri.
Hal itu, menjelaskan bahwasannya Al-Zaytun tidak hanya pertama kali di tuding sebagai ajaran sesat dan bagian dari Negara Islam Indonesia (NII) seperti banyak kabar beterbangan belakangan ini.
Karena itu, masalah ini membuat kita bertanya-tanya mengapa meski sudah lama membuat isu kontroversial agama sampai sejauh ini al-zaytun masih tetap mendeklarasikan madzhabnya sebagai aliran islam yang benar,
Ajaran Islam Dewasa ini
Agama islam adalah agama yang memegang teguh dan penuh kesungguhan melaksanakan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui yang kita sebut Al-qur’an dan Al-hadits.
Semenjak Rasulullah wafat, ajaran tersebut masih tetap dijalankan oleh masyarakat islam yang memiliki sanad atau silsilah ilmu yang nyambung kepada beliau untuk mengajak yang lain menuju jalan yang benar.
Kuatnya sanad (Sambungan/hubungan) keilmuan mulai dari Sahabat, Tabi’in dan sampai saat ini Ulama adalah kunci suatu pertanggungjawaban ajaran islam yang di ajakan dewasa ini.
Tidak sembarang orang berhak mengemukakan atau berfatwa tentang ajakan syariat bahkan mengubah syariat yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Begitu ketatnya disiplin ilmu itu merupakan hal yang menjaga keotentikan ajaran islam yang sebenarnya.
Ajaran Sesat Al-zaytun
Pimpinan Ma’had Al Zaytun, Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, memberikan jawaban atas stigma yang telah berkembang luas di masyarakat yang menyebut Ma’had Al Zaytun (MAZ) mengajarkan aliran sesat. Panji Gumilang memberikan pernyataannya dalam program Kick Andy Double Check yang disiarkan salah satu televisi swasta.
Dalam program tersebut, wartawan senior Andy Flores Noya, meminta komentar Panji Gumilang (PG) tentang stigma yang berkembang di masyarakat tentang Ma’had Al Zaytun mengajarkan aliran sesat.
Menurut PG, yang memberikan tuduhan-tuduhan tentang MAZ mengajarkan aliran sesat adalah yang menganggap dirinya punya wewenang. Berikut jawabannya, “Kalau kita pikir ajaran di Al Zaytun ada kurikulum, kurikulum jelas, kurikulum departemen agama, kurikulum diknas, kita combine. Dan itu mendapatkan akreditasi A unggul, tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat atas akreditasinya A unggul. Kalau itu sebuah ajaran sesat dari dulu sudah out,” kata PG dalam program tersebut.
Sementara itu, terkait soal pelaksanaan sholat Id di Ma’had Al Zaytun yang terdapat wanita di barisan depan atau pada shaf jamaah laki-laki, menurut PG, dirinya mengedepankan fiqih sosial mengangkat harkat martabat wanita.
“Kemudian kalau hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan sholat kemudian ada wanita, saya mengedepankan fiqih sosial mengangkat harkat martabat wanita yang selama ini terpinggirkan, baru dimulai dalam politik. Itupun baru 30 persen. Sedangkan pemahaman yang saya punya berdasarkan Alquran sama. Innal muslimina, wal muslimat, wal mu’minina wal mu’minat wal qonitina wal qonitat. Tidak pernah dikesampingkan, sejajar, nah kalau soal itu saja lantas sesat menyesatkan bagaimana dunia? Itu hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah menurut keyakinannya dasar kami Alquran,” katanya
Andy F Noya pun menanyakan tentang cara PG menafsirkan ayat yang berbeda dengan kebanyakan ulama ahli tafsir.
“Jangan cari persamaan, kalau persamaan semua selesai dunia ini. Dunia berpikir itu terus berkembang. Berkembang, berkembang begitu juga kita memahami Alquran bukan menafsir, memahami. Itu anggapan yang tidak sama dengan anggapan kita, oke-oke saja wong saya juga tidak menyalahkan orang itu. Inilah kebebasan beragama. Siapapun tidak boleh memberikan stigma,” katanya.
PG mengatakan, dirinya menanamkan kepada santri-santrinya untuk mencintai negaranya agar bisa memahami ajaran agama dengan baik.
“Kalau kurikulum berjalan, tapi kita memberikan semangat kepada para pelajar dengan bimbingan agar rohnya ini punya kemerdekaan, agar pikirnya punya kemerdekaan, agar ilmunya punya kemerdekaan. Sehingga apa yang dikhayalkan untuk menuju dunia baru bahagia akan ketemu. Agama itu pribadi tidak boleh dicampur dengan yang lain-lain. Dan saya tidak pernah menistakan orang yang punya kelaziman itu,” katanya.
Agama tuntunan tuhan bukan ajaran manusia
pernyataan Panji Gumilang jika di dengar oleh orang awam yang tidak memahami ajaran agama dengan baik, mungkin akan setuju dengan stigmanya, namun jika kita kembalikan kepada ulama yang sudah paham mengerti ajaran islam secara mendalam tentu stigma tersebut akan dipatahkan dengan dalil yang jelas penuh bantahan, seperti komentar wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud mengatakan, pelaksanaan sholat di Ponpes Al Zaytun tetap sah, tapi makruh.
Ia mengingatkan, jumhur fuqaha soal campur aduk saf menyatakan sholatnya tetap sah walau makruh.
Ia menjelaskan, makruh merupakan sesuatu yang tidak disenangi Allah SWT. Sedangkan, untuk tata cara beribadah sebagai bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sudah diatur sejak dulu, diajarkan nabi-nabi.
“Bahwa beribadah kepada Allah SWT memiliki aturan-aturan dan hukum-hukum tertentu,” ungkap beliau
Singkatnya bahwa tuntutan yang bernilai tuntunan yang diwahyukan Allah merupakan syariat yang tidak bisa manusia tentukan dengan keinginan bahkan dalih kemanusiaan.
Wallahu a’lam bishawab