Di kota kami, Oktober bertanya pada Januari
“Bagaimana rasanya disambut haru diawal hari?”
Tuan, ada sedikit keluhan, disini
Mengapa tak dibuat perayaan pasti?
Hanya ceceran sebaran usang,
Memenuhi tiang-tiang
Di kota kami, Oktober tak pernah memilih gugur
Dipilihnya dengan sayang,
Serbuan hujan yang jatuh dipelataran
Ia memilih bersesegukan,
Daripada menghambur dedaunan
Di kota kami, Oktober memilih sunyi
Berdiam diantara sedu sorai Pribumi
Jika Bandung adalah lautan api,
Surabaya membiarkan November menelan laranya sendiri
E, 2023
Echa Edelweiss, manusia berisik asal Jember ini memiliki segudang mimpi yang masih berada ditahap menata hidupnya di Pesantren Nurul Jadid. Manusia yang miskin followers ini dapat ditemui di laman akun Instagram pribadinya @echaandinn