Tak terasa, libur bersama hari raya idul fitri telah usai. Banyak pegawai, PNS dan buruh yang kembali bekerja sebagaimana biasanya. Kembali bekerja menjalankan rutinitas yang itu itu aja, seperti diriku yang masih terus mengejar harapan palsu darimu.
Selama empat hari semenjak hari raya yang jatuh pada Sabtu, puluhan rumah sanak famili menjadi lokasi rujukan sambung silaturahmi. Dimulai dari yang terdekat hingga beberapa keluarga yang ada di kota sekitar tak luput jadi lokasi sambangan bersama keluarga.
Sebagai bagian dari generasi 2000an yang lagi bingung bingungnya mencari jati diri dan menguatkan mental melewati masa Quarter Life Crisis (QLC), momen lebaran 2023 ini penuh dengan berbagai pertanyaan horor sekaligus menguji mental.
Ada yang horor doang, ada juga yang horor banget. Senggol dikit bacok, begitulah perumpamaannya. Akhirnya, setelah menghabiskan beberapa buah hari berharga dari libur panjang lebaran yang diberikan oleh pemerintah, Saya berhasil menyusun dan memberikan kasta terhadap pertanyaan-pertanyaan umum selama lebaran.
Berikut beberapa klasifikasi dan tingkat kengeriannya.
#1 “Kapan nikah?”
Mari mulai dengan pertanyaan klise dan tidak pernah absen di momen lebaran. “Kapan nikah?” gatau juga sih, kan jodoh di tangan Tuhan. Hehe
Pertanyaan ini memang legendaris, hanya pandemi COVID19 yang berhasil membuatnya absen. Itupun karena silaturahmi selama lebaran 2019 hingga 2022 sedikit terbatas akibat aturan Physical Distancing serta susahnya mudik dengan bejibun persyaratannya. Meski pertanyaan ini masih (Kadang-kadang) terdengar dalam silaturahmi daring melalui panggilan video, namun damagenya tidak terlalu terasa dibandingkan saat bertatap muka.
Selain itu, pertanyaan yang selalu hadir dalam setiap momen lebaran ini nampaknya sudah cukup dipahami dan dapat disiasati dengan baik oleh orang-orang. Alhasil, banyak alasan dan jawaban bisa terlontar menjawab pertanyaan kapan nikah ini. Mulai dari pasangan yang belum tampak seperti Hilal serta beragam respon serius atau bahkan koplak lain yang saya rasa sudah lumrah ditemui.
Tidak terlalu menguji mental lah, untuk pertanyaan pertama ini.
Pertanyaan serupa antara lain:
“Gak bawa tunangan?”,
” Masih jomblo aja nih?”,
“Pacaran doang, kapan nikahnya?” dll.
#2 “Sekarang Kerja Dimana?”
Bagi generasi 2000-an yang mayoritas baru lulus kuliah, pertanyaan kedua ini cukup seram. Selain uang saku yang tak lagi lancar seperti masa kuliah, dicecar dengan pertanyaan “Sekarang kerja dimana?” Atau “Kerja apa sekarang?” Benar-benar menghantam mental.
Sulitnya mencari pekerjaan serta lapangan pekerjaan yang minim menjadi kendala. Mau ngeles dengan berbagai tipu muslihat juga cukup susah. Emak emak di kampung halaman punya intel cukup kuat dan kredibel bernama gerobak tukang sayur.
Tempat yang penuh dengan informasi dan sangat berguna untuk bandingkan dirimu dengan anak tetangga, anak saudara, anak ipar atau bahkan seseorang yang Kamu tidak tahu sama sekali.
Sebagai generasi nanggung, generasi 2000-an benar-benar diuji secara mental dan batin dengan pertanyaan satu ini. Mau jawab jujur tentang kondisi pekerjaan, bagi mayoritas generasi 2000 yang baru lulus dan merintis karier itu dihadapkan dengan dilema. Ada terlalu banyak perbandingan yang menanti jawaban kita.
“Gak kerja kantoran?”, ” Anak tetangga lo kerja di dinas!”, anak inilah, itulah. Perbandingannya terlalu banyak.
Belum lagi kalau ketemu kaum julid. Duh, sepertinya bakal ditanya sampai ke kisaran dan nominal gaji deh. Bingung pasti mau jawab gimana. Mau bilang kecil di julidin, mau melebih-lebihkan nanti dimintai THR. Paling bener tuh jujur dan apa adanya aja sih. Seperti cintaku padamu, tapi kamunya aja gak mau 🙁
Contoh pertanyaan serupa lainnya:
“Gajinya bisa buat beli apa nih sekarang?”,
“Masih magang atau sudah kerja?”,
“Tes CPNS kemaren gak ikutan?”, dll
Kalian pilih lanjut S2? Lu pikir bakalan aman karena lanjut kuliah S2? Gak segampang itu juga bos! Setidaknya, dengan melanjutkan S2, probabilitas pertanyaan di atas akan muncul sedikit berkurang. Gak aman, tapi tak seintens biasanya saja.
#3 “Kapan Punya Momongan?” Serta tetek bengek perkeluargaan lainnya
Saya akui, berkat kehadiran COVID-19, banyak generasi 2000 yang akhirnya pilih untuk berkeluarga menikah dini. Melepas status lajang dan menikahi ia yang dicinta sepenuu hati. Manis, akhirnya cinta tidak bertepuk sebelah tangan tapi berlabuh di pelaminan.
Bagi kelompok tersebut, pertanyaan satu ini sebenarnya bagaikan pisau bermata dua. Sisi positifnya, bisa mendorong pasangan 2000an untuk memikirkan kembali masa depan keluarga kecilnya, mulai mempersiapkan skema dan peran parenting serta perhitungan budgeting keluarga.
Di sisi lain, pertanyaan itu bisa menjadi kejutan serta tekanan yang luar biasa bagi keluarga yang belum (beruntung) mempunyai keturunan.
Saya sendiri menyadari, generasi 2000an berada di posisi maju kena, mundur kena. Generasi nanggung yang terhimpit dari atas juga didorong dari bawah. Bahasa kerennya sih Sandwich Generation. Dari atas ditekan oleh bayangan generasi Milenial dan pencapaian orang tua, dari bawah didorong oleh realitas kehidupan. Gak ada yang gratis sekarang masalahnya.
Tak bisa dipungkiri, generasi 2000an banyak yang akhirnya pilih untuk menunda kehamilan atau bahkan memang belum bisa hamil karena tekanan mental dan kesibukan bejibun yang ganggu hormon dan kehidupan rumah tangga.
Mempertimbangkan hal itu, seyogyanya, tolonglah, saudara-saudara sekalian bisa coba untuk exclude pertanyaan satu ini dari topik silaturahmi lebaran?
Pertanyaan serupa lainnya seperti:
“Baru satu nih anaknya?”
“Anaknya sekolah dimana?”
“Rumahnya berapa lantai?”
#4 “2024 pilih siapa?”
Gak expect banget pertanyaan satu ini muncul di lebaran tahun ini. Politik yang biasanya lekat dengan orang dewasa kini juga mulai merambah generasi 2000an. Palang pintu masuk nya ya lewat pertanyaan yang satu ini, “2024 pilih siapa?” Ini baru awal nya doang, belum printilan lainnya seperti elektabilitas, bantuan sosial, isu politik dan lainnya yang belum tentu semua generasi 2000 ketahui.
Mau jawab asal, takutnya ditagih tahun depan komitmennya. Gak mau jawab, obrolan jadi kaku, rasanya tiba-tiba duduk di planet lain padahal nyatanya ada di satu ruang tamu yang sama. Mau abstain? Lho he, bukan voting ini bos.
Dilematis nya lagi, udah dengerin dengan seksama, mempertimbangkan dengan matang dengan seluruh pemahaman yang dimiliki, tapi kalo jawabannya gak memuaskan, suasana ruang tamu bakal jadi aneh banget. Bukan jadi ada manis-manisnya kayak iklan air mineral, jadinya malah “ini pilihan gw salah ya? Kok aneh rasanya,”
Itu dia daftar pertanyaan lebaran horor menurutku, kalau menurut kalian yang mana? Atau punya daftar pertanyaan lain? (*)